Purwokerto, 11 Juli 2024 – Prodi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pemetaan Permasalahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Banyumas”. Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam Pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Liga 1 yang bertujuan Penguatan Jejaring Prodi Kesmas dengan Puskesmas dalam Rangka Mendukung Implementasi Pembelajaran Lapangan Mahasiswa Prodi Kesmas. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juli 2024, bertempat di Red Chili Purwokerto, dan dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Ketua Prodi Kesmas, Dosen Prodi Kesmas, perwakilan dari 17 Puskesmas di Kabupaten Banyumas, serta narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
FGD ini dilaksanakan dengan latar belakang bahwa lulusan Prodi S1 Kesmas diharapkan memiliki kompetensi unggul sebagai edukator kesehatan dan pendamping komunitas. Untuk mendukung tercapainya program pengembangan tersebut melalui pembelajaran di luar Prodi, Prodi Kesmas perlu menguatkan jejaring dengan mitra, terutama Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami gambaran permasalahan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah kerja puskesmas, mengidentifikasi program penanggulangan PTM yang telah dilakukan, mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program penanggulangan PTM, dan merumuskan saran, perbaikan, dan rekomendasi program penanggulangan PTM yang dapat dilaksanakan berkolaborasi dengan program PKKM 2024, termasuk masukan kegiatan implementasi pembelajaran lapangan yang akan dilakukan mahasiswa di 17 puskesmas.
Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Prof. Dr. Sc. Hum Budi Aji, SKM.M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya FGD ini. Beliau berharap agar FGD ini dapat menjadi wadah untuk memperkuat sinergi antara Prodi Kesmas dengan Puskesmas di Kabupaten Banyumas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat. Dalam sambutannya Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam FGD ini. Beliau berharap agar kegiatan FGD ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mendapatkan masukan dan informasi yang lebih lengkap dalam rangka mendukung pengembangan Prodi Kesmas.
Melalui FGD ini, diperoleh informasi yang sangat penting terkait program penanggulangan PTM di Kabupaten Banyumas. Para peserta FGD juga memberikan masukan yang berharga terkait dengan kegiatan implementasi pembelajaran lapangan mahasiswa Prodi Kesmas. Pak Sito dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menyampaikan hasil skrining faktor risiko di Posbindu Kab Banyumas Tahun 2023, yang menunjukkan prevalensi hipertensi dan diabetes mellitus (DM) yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa PTM merupakan masalah kesehatan yang serius di Kabupaten Banyumas dan perlu mendapat perhatian serius. Pak Sito juga peserta lainnya menekankan pentingnya integrasi layanan primer (ILP) untuk memastikan penanganan PTM yang komprehensif. ILP diharapkan dapat mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan, termasuk skrining, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi PTM.
Peserta FGD merekomendasikan program kunjungan rumah oleh mahasiswa untuk memantau dan menjemput kembali penderita PTM, serta menjemput mereka yang belum diskrining. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan meningkatkan cakupan skrining PTM. Peserta FGD merekomendasikan agar peran mahasiswa dalam ILP diidentifikasi bersama. Mahasiswa dapat membantu dalam berbagai kegiatan, seperti skrining PTM, edukasi kesehatan, dan pendampingan pasien.
Bu Fajar selaku Kepala Puskesmas Baturaden II menambahkan bahwa kepatuhan pasien terhadap pengobatan PTM masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan data yang menunjukkan bahwa hanya 10% dari pasien yang terdata di prolanis yang rutin berobat. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan pasien adalah karena banyak masyarakat yang membeli obat di luar, meskipun mereka telah periksa di puskesmas. Bu Fajar mengusulkan beberapa upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan PTM, antara lain Edukasi tentang kepatuhan minum obat, Deteksi dini PTM di posyandu, dan Edukasi kepada keluarga pasien yang mendampingi pasien saat berobat.
Peserta FGD juga menyambut baik tawaran program magang bagi mahasiswa di puskesmas. Mahasiswa dapat terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti skrining deteksi dini PTM dan edukasi kesehatan. Mahasiswa akan mendapatkan pendampingan dari Pegawai Puskesmas (terutama SKM) selama magang. Namun, peserta FGD mengingatkan bahwa edukasi kepada masyarakat bukan tanpa risiko, sehingga untuk materi edukasi atau lainnya, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pendamping Puskesmas.
Peserta FGD mengharapkan program dan ide yang aplikatif untuk memperkuat pelaksanaan ILP dan meningkatkan kualitas layanan PTM di Kabupaten Banyumas. Beberapa ide yang muncul dalam FGD, antara lain Pengembangan aplikasi skrining PTM berbasis mobile, Pembentukan komunitas edukasi kesehatan PTM, Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani PTM, dan Peningkatan sosialisasi informasi tentang PTM kepada masyarakat serta pengembangan dan pemanfaatan media KIE audiovisual untuk meningkatkan pemahaman penderita dan masyarakat umum tentang PTM.
Hasil dan masukan dari FGD ini akan menjadi dasar bagi Prodi Kesmas untuk menyusun program-program yang lebih efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusannya dan mendukung program penanggulangan PTM di Kabupaten Banyumas.
Penulis:
Lu’lu Nafisah, S.KM., M.K.M